Kisah Duka Ketika Seekor Simpanse Meratapi Kematian Anaknya


Informasi terbaru Kisah Duka Ketika Seekor Simpanse Meratapi Kematian Anaknya
Ilmuwan terkejut ketika melihat adegan mengharukan dari seekor induk simpanse yang sedang berduka. Gambar-gambar mengejutkan yang menunjukkan bagaimana simpanse berduka sama seperti manusia ketika anak yang dicintainya itu menghembuskan nafas terakhir.



Ilmuwan sudah tahu bahwa ibu simpanse membangun hubungan fisik yang dekat dengan anak-anak mereka. Ibu simpanse membawa anak mereka dalam pelukannya sampai dua tahun. Mereka menyusui anaknya sampai berusia enam tahun.

Tapi, sekarang ilmuwan tahu bahwa simpanse ternyata juga bersedih ketika anaknya mati. Ilmuwan berhasil memfilmkan bagaimana kesedihan seorang ibu simpanse yang ditinggal mati oleh anaknya yang baru berusia 16 bulan. Simpanse itu meratapi kepergian anaknya dengan caranya sendiri.

Ibu simpanse itu terus membawa jasad anaknya untuk lebih dari 24 jam. Setelah itu, ibu simpanse lembut meletakkan jasad anaknya di tanah. Kemudian dari jarak dekat, dia memandangi wajah anaknya.

Secara berkala ia kembali ke tubuh anaknya. Si ibu simpanse itu menyentuh lembut wajah dan leher anaknya dengan jari-jarinya untuk memastikan apakah anaknya memang benar-benar telah tiada.



Dia kemudian memanggil satu simpanse dari kelompoknya untuk meminta pendapat kedua soal kematian anaknya. "Pada hari berikutnya, simpanse telah meninggalkan tubuh anaknya," tulis laporan Institut Psikolinguistik Max Planck.




Wawasan Unik

Dr Katherine Cronin dan Edwin Van Leeuwen bersama Prof Mark Bodamer dari Universitas Gonzaga (Washington) dan Innocent Chitalu Mulenga mengambil gambar ibu simpanse itu di Chimfunshi, Zambia.

Cronin mengatakan penelitian ini memberikan wawasan unik mengenal bagaimana simpanse meratapi kesedihannya.

"Setelah menggendong mayat bayinya selama lebih dari satu hari, ibu simpanse meletakkan tubuh anaknya di lapangan," kata Cronin. "Dia berulang kali mendekati tubuh anaknya. Jari-jarinya menempel pada wajah dan leher bayi selama beberapa detik."

Ibu simpanse tetap dekat dengan tubuh anaknya selama hampir satu jam. Dia kemudian membawa jasad anaknya ke kelompok simpanse.

Ibu simpanse meminta kelompoknya untuk menyelidiki tubuh anaknya. "Pada hari berikutnya, ibu itu tidak lagi membawa tubuh bayi," terang Cronin.

Laporan yang dipublikasikan dalam American Journal of Primatologi ini memberikan gambaran bagaimana primata bereaksi terhadap kematian orang dekat. Apakah mereka mengerti tentang kematian. Apakah mereka berkabung.

Peneliti percaya bahwa simpanse mengalami masa transisi yang unik. Sebagai ibu, simpanse belajar tentang kematian bayinya. Suatu proses yang belum pernah dilaporkan secara rinci.

"Video ini sangat berharga karena si ibu simpanse memaksa seseorang untuk berhenti dan berpikir tentang apa yang mungkin terjadi dalam benak primata lainnya," kata Cronin.

 
|http://www.republika.co.id/berita/senggang/unik/11/02/06/162531-cerita-duka-ketika-seekor-simpanse-meratapi-kematian-anaknya Tinggalkan komentar anda tentang Kisah Duka Ketika Seekor Simpanse Meratapi Kematian Anaknya

Bak Boneka Rapuh, Kulit Gadis Cilik Ini Melepuh Karena Keripik


Informasi terbaru Bak Boneka Rapuh, Kulit Gadis Cilik Ini Melepuh Karena Keripik
Tiap hari kehidupan Talia Williams (ka) bagaikan menjaga sebuah boneka yang rapuh. Sedikit gesekan saja akan membuat gadis lima tahun ini terluka parah. (foto: Dailymail.co.uk)
Tiap hari kehidupan Talia Williams (ka) bagaikan menjaga sebuah boneka yang rapuh. Sedikit gesekan saja akan membuat gadis lima tahun ini terluka parah. (foto: Dailymail.co.uk)
var JAThumbnail = new Class({ initialize: function(wrapper){ this._next = wrapper.getElements('.next'); this._prev = wrapper.getElements('.prev'); this._counter = wrapper.getElement ('.counter .item'); this._items = wrapper.getElements('.thumbnail'); this._thumbbox = wrapper.getElement('.ja-thumbnail'); this._curr = 0; if (!this._items || this._items.length <= 1) return; this._firstrun = true; this._items[this._curr].setStyle('opacity', 1); this._items.each(function(item,i){ if (i != this._curr) this._items[i].setStyles({'opacity':0}); }.bind(this)); if (this._next) { this._next.addEvent('click', function (){ this.firstrun(); var next = this._curr 0?this._curr-1:this._items.length-1; if (this.fx) this.fx.stop(); this.fx = new Fx.Elements([this._items[this._curr],this._items[next], this._thumbbox]); var h1 = this._thumbbox.getCoordinates().height; var h2 = this._items[next].getCoordinates().height; this.fx.start ({'0':{'opacity':[0]},'1':{'opacity':[1]},'2':{'height':[h2]}}); this._curr = next; this._counter.innerHTML = this._curr + 1; }.bind(this)); } }, firstrun: function() { if (this._firstrun) { var coor = this._items[this._curr].getCoordinates(); this._thumbbox.setStyles ({'width':coor.width, 'height': coor.height}); this._items.setStyle ('position', 'absolute'); this._firstrun = false; } }});$$('.ja-thumbnailwrap').each(function(wrapper){ new JAThumbnail (wrapper);}); Tiap hari kehidupan Talia Williams bagaikan menjaga sebuah boneka yang rapuh. Sedikit gesekan saja akan membuat gadis lima tahun ini terluka parah.

Talia yang sehari-hari menggunakan bahan pakaian halus dari wol akan langsung mengalami luka parah akihat gesekan kain. Ia pun tak bisa menikmati keripik. Sebab, makanan ringan tersebut akan merobek mulut bagian dalamnya.

Gadis kecil putri Sian Williams ini memang bak boneka rapuh. Talia menderita suatu kondisi langka, Epidermolysis Simplex Bullosa. Kelainan ini menyebabkan kulitnya gampang melepuh dan mengelupas serta menimbulkan luka parah hanya akibat sedikt gesekan.
Setiap hari Talia harus memakai sarung tangan kedap air dan pembungkus lutut untuk melindunginya.

Sang ibu, Sian, 33, asal Swansea, Wales Selatan, harus membuat seragam khusus bagi putrinya. Di bagian bahu terdapat bantalan khusus agar mencegah putrinya mengalami luka atau benjolan akibat permainan sederhana.

"Jika Talia tergores atau mengalami benjol kecil saat bermain, lapisan kulit akan mengelupas dan menjadi sebuah luka melepuh yang mengerikan," katanya seperti dikutip Daily mail.

Sian menambahkan, bila Talia menggosok tangan sendiri ia akan mengalami kulit melepuh yang menyakitkan saat berkeringat. "Para dokter menyebut kondisinya sebagai 'anak kupu-kupu' karena kulit yang sehalus kupu-kupu," ujar Sian.

Sejak lahir, Talia memiliki kelainan EB, yakni kondisi genetik yang menunjukkan berhenti lapisan atas kulit sehingga kulit penderitanya gampang melepuh.

Sebagai bayi, Talia kecil mengalami lepuh kecil di seluruh tubuh dan makin banyak setelah ia mulai belajar berjalan. Sekujur telapak kakinya terdapat luka melepuh yang menyakitkan.

Untuk mencegah Talia mengalami luka, diet pun dilakukan. Dia tak dapat makan keripik, roti gulung dan makanan renyah lainnya. Saat menulis, ia juga harus menggunakan plester khusus untuk mencegah lecet pada tangannya.

Pasangan Sian dan Slee mengatakan, akan berusaha agar sang anak menjalani kehidupan normal. Dengan sarung tangan dan semua bantalan dalam pakaian, orangtuanya lebih lega melepas sang buah hati bermain di luar.

"Saya lebih sanai santai sekarang, dan dia bisa bermain dengan teman-temannya seperti yang lain," kata sang ibu. Talia biasanya bermain dengan dua saudara laki-lakinya, Jaden, 11, dan Reece, 8, serta adiknya, Seren-Willow, 2.

Meski demikian, orangtuanya tetap merasa khawatir bagaimana Talia menjalani hidup saat beranjak remaja dan dewasa. "Dia seorang pejuang kecil. dan apapun yang terjadi, dia akan terus mengejutkan dengan keberanian yang ia miliki." (Vivanews.com)
Tinggalkan komentar anda tentang Bak Boneka Rapuh, Kulit Gadis Cilik Ini Melepuh Karena Keripik

Jual JumpSuit


Informasi terbaru Jual JumpSuit

A001 JUMPSUIT
RP. 110.000,00 (blm termasuk ongkos kirim)

Yang mau memesan SMS ke no (Gie Alfonsin) ini  081908438753  ketik kode barang yang akan dipesan, alamat tujuan pengiriman dan berapa buah. Nanti akan saya kasih no rekening untuk transfer pembayaran & harga + ongkos kirim . Barang akan dikirim melalu TIKI atau JNE. 
No Pin BB : 315520D3

Lokasi Penjualan : Jl. Camar 5 no 51 Depok 1 dalam. DEPOK.
Tinggalkan komentar anda tentang Jual JumpSuit

Masih Saktikah Instruksi Presiden? (Belajar dari Inpres No16 Tahun 2005)


Informasi terbaru Masih Saktikah Instruksi Presiden? (Belajar dari Inpres No16 Tahun 2005)

Oleh Pusat Analisis Informasi Pariwisata

AWAL pekan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan akan mengeluarkan instruksi presiden perihal penyelesaian kasus mafia pajak Gayus Tambunan. Banyak pihak pesimis, apalagi dalam pelaksanaannya kemudian presiden memberikan tugas ke wakil presiden. Masih akan saktikah sebuah instruksi presiden?
Kalau dicermati, selama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, gejala tidak mempannya instruksi presiden memang terasa mengemuka. Sejumlah instruksi hanya sebatas kertas yang gagah namun lemah dalam implementasi. Kemungkinan hal ini bukan salah presiden, tapi lebih pada tataran eksekusi yang dilakukan para pembantu presiden.Tak heran kalau banyak masalah yang muncul kemudian berakhir hanya dengan keluarnya surat instruksi presiden, tapi tanpa penyelesaian yang tuntas.  Atau ini dampak dari evaluasi yang tidak pernah dilakukan secara serius, karena begitu banyak permasalahan yang dihadapi pemerintah pada satu sisi  dan lemahnya manajemen masalah yang dirancang di sisi yang lain; sehingga membuat setiap masalah yang muncul itu tak pernah terselesaikan?
Sebagai contoh, lihatlah bagaimana nasib Instruksi Presiden No16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata, pada tanggal 29 Desember 2005.
Presiden RI mengeluarkan Inpres No 16 Tahun 2005 ini pada tanggal 29 Desember 2005. Berisi instruksi kepada 18  Menteri, Kepala Lembaga Pemerintah Non-Departemen, Kepala Kepolisian Negara RI, Para Gubernur, Bupati dan Walikota, untuk melakukan upaya-upaya pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan sesuai lingkup tugas dan fungsinya masing-masing.
Dilihat dari aspek historisnya, inpres ini sebenarnya tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Kebudayaan dan Pariwisata di Istana Tampak Siring, Bali 26-27 Februari 2005, yang ketika itu dihadiri juga kalangan industri pariwisata Indonesia. Dalam pertemuan ini selain berhasil mengumpulkan berbagai kendala dalam pengembangan pariwisata Indonesia, juga  telah berhasil melakukan target pencapaian masing-masing institusi ke dalam sebuah time-frame target untuk masing-masing institusi yang bisa dibagi ke dalam target 2005, 2005-2006, 2005-2007 dan 2005-2009. Time-frame semacam ini dapat dimengerti karena adanya kebutuhan akan prioritas, namun dengan mempertimbangkan juga kondisi realitas yang dihadapi masing-masing institusi.
Secara garis besar, Inpres No16 Tahun 2005 berisi tujuh instruksi dari Presiden untuk meningkatkan kualitas pelayanan atau kemudahan-kemudahan kepada wisatawan; Mengambil langkah mengoptimalkan akselerasi pembangunan kebudayaan dan pariwisata untuk sejahterakan rakyat, buka lapangan kerja, berantas kemiskinan dan pemerataan pembangunan; Proak melindungi, mengembangkan dan memanfaatkanSDA dan budaya untuk pembangunan kebudayaan dan pariwisata; Dan, menggunakan tema ‘Indonesia, Ultimate in Diversity” dalam setiap kegiatan promosi di luar negeri dan tema “Kenali Negerimu Cintai Negerimu Ayo Tamasya Jelajahi Nusantara” dalam kegiatan promosi di dalam negeri.
Inpres ini merupakan upaya  optimal yang dilakukan pemerintah untuk menjawab tuntutan pentingnya keterpaduan pembangunan pariwisata dari sisi pemerintahan, sehingga dianggap sangat penting oleh kalangan industri yang selama ini banyak menghadapi kendala birokrasi dan adanya egoisme sektoral yang menekan perkembangan pariwisata Indonesia, setelah sekian lama yaitu hampir satu dekade mengalami kondisi terpuruk, khususnya pasca kerusuhan 1997-1999, serangan terorisme di Bali dan Jakarta tahun 2002-2005, isu penyakit 2003-2004 dan bencana alam tahun 2004-2006.
Disayangkan, berdasarkan penilaian time-frame terpendek (2005-2006), berbagai instruksi tersebut ternyata belum berjalan. Jika diteliti, ada setidaknya  time-frame terpendek 2005 dan 2005-2006 itu ada sekitar 32 instruksi yang diberikan kepada 15 instansi pemerintahan, yang semuanya hampir tidak terlaksana di lapangan (Lihat tabel). Dan sekitar 77 instruksi lain dalam time-frame 2005-2009, dan itupun belum terlihat sama sekali tanda-tanda permulaan untuk pelaksanaannya.
Beberapa instruksi yang seharusnya selesai dikerjakan tahun 2005-2006, misalnya untuk Depdagri antara lain peninjauan kembali Perda pajak hiburan/tontonan.  Menneg-BUMN yaitu peninjauan kembali regulasi pengelolaan objek kebudayaan, Mendorong perusahaan penerbangan nasional untuk menggunakan brand “Indonesia, Ultimate in Diversity”; Mendorong maskapai penerbangan nasional (Garuda dan Merpati) untuk mengingkatkan jalur penerbangan internasional dari sumber pasar wisatawan mancanegara ke kota-kota destinasi pariwisata di Indonesia.
Untuk Bank Indonesia, diistruksikan untuk menerapkan kebijakan berlaku atau diterimanya uang dolar dalam bentukdan seri apapun, Angkasa Pura/Pelindo, Adpel/Bandara meningkatkan sarana dan pelayanan berkaitan dengan kedatangan dan kepulangan wisatawan mancanegara.
Deplu (Kemenlu kini-Red) diinstruksikan antara lain memberikan kewenangan kepada KBRI di Singapura untuk dapat mengeluarkan Visa kunjungan ke Indonesia bagi wisatawan RRC yang sedang berkunjung ke Indonesia (yang dilanjutkan dengan skema one visa two countries),  memberikan kemudahan bagi WN India dan Timteng mengadakan perjalanan wisata ke Indonesia, termasuk WN India dan Timteng yang bertempat tinggal di luar negaranya, membantu dan memanfaatkan brand “Indonesia, Ultimate in Diversity” beserta alat promosi pendukungnya untuk disebarluaskan di pasar utama wisatawan melalui perwakilan di luar negeri (KBRI dan KJRI), serta Ratifikasi Convention on Export Import Illicit Traffic of Cultural Properties and Convention on Protection of Under Water Archeology.
Untuk Depkumham (Kemenkumham-Red), diinstruksikan untuk mempertimbangkan kembali kebijakan visa on arrival yang berkaitan dengan jumlah negara dan perpanjangan lama tinggal, menempatkan pejabat dan petugas dalam pelayanan immigration on board, memberikan kewenangan kepada KBRI di Singapura untuk dapat mengeluarkan visa kunjungan ke Indonesia bagi wisatawan RRC yang sedang berkunjung di Singapura dan berencana melakukan kunjungan ke Indonesia, memberikan kemudahan bagi WN India dan Timteng untuk mengadakan perjalanan wisata ke Indonesia, termasuk bagi WN India dan Timteng yang bertempat tinggal di luar negaranya, regulasi pengurangan pajak (tax reduction) bagi donatur kegiatan kebudayaan, regulasi tentang perlindungan terhadap karya cipta budaya dan penegakan hukum pelanggaran di bidang kebudayaan.
Untuk Depkeu (Kemenkeu-Red) diinstruksikan untuk  meninjau kembali regulasi tentang pajak hiburan/tontonan, bea masuk bahan baku/ peralatan industri budaya, bea masuk peralatan produksi film, pembebasan PBB warisan budaya dan PNBP dari warisan budaya, Memberikan dukungan dan persetujuan tertulis untuk proses lebih lanjut penetapan Peraturan Presiden tentang Ratifikasi ATA, pengurangan pajak (tax reduction) bagi donatur kegiatan kebudayaan, dan memproses perubahan UU yang berkaitan dengan tax refund dan mempersiapkan Peraturan Presiden tentang Pemberlakuan Tax Refund.
Masih banyak instruksi lainnya yang karena keterbatasan ruang tidak mungkin dijelaskan dalam tulisan ini. Namun, sekali lagi, kita masih belum melihat adanya tanda-tanda implementasi yang serius dilakukan oleh masing-masing pihak penerima instruksi.
Pada sisi lain, kita menyayangkan kurangnya sosialisasi Inpres ini kepada para stakeholders, dan juga publik sehingga dalam setahun ini, Inpres berlalu tanpa adanya mekanisme monitoring yang memadai untuk mendesak berbagai institusi pemerintahan tersebut dapat mentaati instruksi presiden tersebut.
Lemahnya implementasi juga mungkin disebabkan kurangnya petunjuk teknis yang lebih jelas yang bisa menjadi pegangan pelaksana, misalnya dalam kasus kampanye brand ”Indonesia, Ultimate in Diversity” dan ”Ayo Tamasya!”. Bentuknya bagaimana, space-nya dan durasinya, dipasang dimana saja. Untuk peserusahaan penerbangan misalnya, apakah dipasang di badan pesawat atau di tiket atau dimana. Apalagi ada faktor yang sedikit mengganggu di sebagian pihak yang menilai brand ini belum kuat, yang tidak secara agresif mampu mengundang ketertarikan wisatawan untuk berkunjung. Solusinya, menurut saya, selain brand ini perlu ada tema-tema tahunan yang dibuat untuk mendukung sebuah brand utama, seperti apa yang dilakukan juga oleh Thailand dan beberapa negara lain.
Terlepas dari itu,  ada juga kemungkinan kendala yaitu sikap menunggu dari para pelaksana instruksi, misalnya terhadap anggaran, atau juga memang tidak memiliki keinginan untuk melaksanakan karena mungkin bertentangan dengan keinginan para stakeholder di lingkungan instansinya atau industri yang ada di bawah binaannya; tidak punya keinginan untuk mengubah karena menganggap akan mengganggu penerimaan daerah maupun dalam konteks bea masuk barang, tax refund dan  lainnya. Di samping itu ada beberapa instruksi yang tanpa Inpres pun sebenarnya sudah jalan, sehingga barangkali dianggap bukan hal yang serius.
Bagaimanapun, implementasi Inpres ini tidak bisa dianggap sepele oleh instansi pelaksana, karena ini merupakan instruksi Presiden RI. Tapi bagi kalangan industri maupun masyarakat pariwisata, tidak dirasakan adanya manfaat nyata dari Inpres itu, karena memang para menteri yang menjadi pembantu presiden itu tidak memiliki niat untuk melaksanakannya. Inpres itu bahkan seperti angin lalu saja.Pada point ”Ketujuh” Inpres yang ditandatangani Presiden Yudhoyono pada 29 Desember 2005 itu dikatakan “ Agar melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab dan melaporkan hasilnya kepada Presiden.”
Pertanyaan kita adalah lalu apa artinya sebuah Instruksi Presiden jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh? Mungkinkah karena tidak ada sanksi membuat para pembantu presiden itu tidak merasa perlu untuk menjalankannya? Atau karena dalam hal ini menteri teknis yakni Menbudpar juga tidak menganggap Instruksi Presiden itu sungguh-sungguh?
Kalau seperti ini kejadiannya, sebagus apapun inpresnya, tidak akan berguna bukan? Dan apesnya, nama Presiden lah yang dipertaruhkan. Tidakkah seharusnya Presiden berani untuk menindak para pembantunya itu?

 

 

Tinggalkan komentar anda tentang Masih Saktikah Instruksi Presiden? (Belajar dari Inpres No16 Tahun 2005)

Menjual Tas Terbuat dari Bungkus Kopi (Sell Coffee Bags Made of Wrap)


Informasi terbaru Menjual Tas Terbuat dari Bungkus Kopi (Sell Coffee Bags Made of Wrap)
Tas dari bungkus kopi.. Limited.. terbatas.. buatan tangan soalnya.. 200rb.. yang mau pesan.. tulis aja disini.. ato sms/telepon ke no Gie alfonsin : 085697533986 / 081908438753.. barang bisa dikirim langsung kerumah. Pembayaran bisa via transfer..
 
Bags of coffee packs .. Limited .. limited .. handmade because .. Rp.200.000, -.. (USD. 23) who want to order .. just write it here .. or sms / phone to no Gie Alfonsin: +6285697533986 / +6281908438753 .. goods can be sent directly home. Payment can be transferred ..
 
Tinggalkan komentar anda tentang Menjual Tas Terbuat dari Bungkus Kopi (Sell Coffee Bags Made of Wrap)

Menjual Dompet terbuat dari bungkus kopi.. (Sell wallet made of pack of coffee .. ..)


Informasi terbaru Menjual Dompet terbuat dari bungkus kopi.. (Sell wallet made of pack of coffee .. ..)
Dompet dari bungkus kopi.. Limited.. terbatas.. buatan tangan soalnya.. Rp.75.000,-.. yang mau pesan.. tulis aja disini.. ato sms/telepon ke no Gie alfonsin : 085697533986 / 081908438753.. barang bisa dikirim langsung kerumah. Pembayaran bisa via transfer..
 
Wallet from the pack of coffee .. Limited .. limited .. handmade because .. Rp.75.000, - (USD. 8.5) .. who want to order .. just write it here .. or sms / phone to no Gie Alfonsin: +6285697533986 / +6281908438753 .. goods can be sent directly home. Payment can be transferred ..
Tinggalkan komentar anda tentang Menjual Dompet terbuat dari bungkus kopi.. (Sell wallet made of pack of coffee .. ..)

Ternyata Otak Manusia Semakin Mengecil


Informasi terbaru Ternyata Otak Manusia Semakin Mengecil
human brain
Sebuah penelitian berhasil mengungkap bahwa ternyata otak manusia semakin mengecil. Pengecilan otak ini terjadi selama 20.000 tahun dan terjadi pada pria maupun wanita.

Kathleen McAuliffe, seorang penulis di Discover Magazine memberitahu bahwa valume otak pria maupun wanita rata-rata berkurang dari 1.500 cm kubik menjadi 1.3550 cm kubik atau setara dengan ukuran bola tenis.

Namun otak yang mengecil ini tidak berarti membuat manusia menjadi bodoh, menurut Dr John Hawks, seorang antropolog dari University of Wisconsin berargumen justru ukuran otak manusia yang mengecil membuat kira semakin cerdas. otak menggunakan 20 persen dari semua bahan bakar yang kita konsumsi. Oleh karena itu otak yang lebih besar akan membutuhkan lebih banyak energi dan memakan waktu lebih lama untuk berkembang.

Namun, tak semua ilmuwan berpendapat senada. Beberapa yakin bahwa manusia menjadi makin bodoh, sejalan dengan proses evolusinya.

Beberapa teori digunakan untuk menjelaskan misteri peyusutan otak manusia. Salah satunya, bahwa ukuran kepala yang besar diperlukan manusia purba jaman Paleolitik Atas untuk selamat dari udara dingin.

Teori kedua, ukuran kepala berkaitan dengan pola mencari makan di masa lalu, yakni berburu. Makin gampang mendapatkan makanan, kepala? manusia akan berhenti berkembang.

Sementara, ahli lain berpendapat, dulu, ketika tingkat kematian bayi tinggi, hanya bayi yang terkuat yang selamat -- dan yang paling kuat adalah yang memiliki kepala dan otak besar. Kini, dengan penurunan tingkat kematian bayi, mendorong penurunan ukuran otak secara proporsional.

Menurut penelitian yang dilakukan David Geary dan Drew Bailey dari University of Missouri mengeksplorasi bagaimana ukuran tengkorak manusia berubah ketika manusia beradaptasi dalam lingkungan sosial yang makin kompleks antara 1,9 juta sampai 10.000 tahun lalu.

Mereka menemukan, saat kepadatan populasi rendah, ukuran tengkorak meningkat. Sebaliknya, ketika populasi daerah tertentu berubah dari jarang ke padat, ukuran tengkorak kita menurun -- karena manusia tak harus cerdas untuk bertahan hidup.

Namun Dr Geary memperingatkan, jangan lantas mengira bahwa nenek moyang manusia lebih pintar dari kita.

"Nenek moyang kita tidak memiliki intelektualitas dan daya kreasi seperti manusia modern, karena mereka tidak memiliki dukungan budaya," kata dia. Saat itu, manusia diperas pikirannya untuk bertahan hidup.

Peningkatan pertanian dan kota-kota modern yang didasarkan pada spesialisasi ekonomi memungkinkan manusia yang cerdas menfokuskan upaya mereka pada ilmu, seni, atau bidang lainnya.
Tinggalkan komentar anda tentang Ternyata Otak Manusia Semakin Mengecil